Klasifikasi:
Kingdom: Plantae
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Lamiales
Famili: Plantaginaceae
Genus: Digitalis
Deskripsi:
Digitalis, (Inggris: Foxglove, Jerman: Fingerhut) adalah genus dari sekitar 20 spesies
tumbuhan dua tahunan atau tahunan, yang dahulu digolongkan ke keluarga Scrophulariaceae. Menurut penelitian ilmiah baru dalam bidang genetika, tumbuhan ini dapat digolongkan dalam keluarga Plantaginaceae. Bunga dari tumbuhan ini berbentuk seperti lonceng kecil dan warnanya berbeda menurut species dari ungu, merah muda, putih atau kuning. Tumbuhan ini berasal dari Eropa, Asia bagian barat dan tengah, serta Afrika utara. Spesies yang paling dikenal adalah Digitalis purpurea. Tanaman ini adalah tumbuhan dua tahunan dan sering dikembang biakkan sebagai tanaman hias karena bunganya yang ungu. Tahun pertama, saat tanaman ini tumbuh, menghasilkan daun-daun dasar, sedangkan tahun kedua tumbuh daun-daun serta tangkai yang panjangnya menyampai 0,5 - 2,5 meter.
Manfaat:
Kegunaan ekstrak dari Digitalis purpurea sebagai obat diperkenalkan pertama kali oleh William Withering. Sebagai obat, glikosida dari tanaman ini digunakan untuk memperkuat kerja jantung (positif inotrop). Ekstrak dari digitalis biasanya diambil dari daun-daun tanaman yang tumbuh pada tahun kedua. Bagian-bagian yang murni dari tanaman ini juga dikenal dengan nama digoksin atau digitoksin. Digitalis bekerja di tubuh dengan cara menghalangi fungsi enzim natrium-kalium ATPase sehingga meningkatkan kadar kalsium di dalam sel-sel otot jantung. Meningkatnya kadar kalsium di dalam otot sel-sel jantung inilah yang menjadi sebab meningkatnya kekuatan kontraksi jantung. Sebagai bukti,Liliana Bellini dari Nelsons Homepathic Pharmacy di London, yang menerapkan ilmu Dr Edward Bach, penemu terapi bunga Bach, di dalam praktiknya, mengatakan, bunga Foxglove sudah sejak abad ke-17 digunakan oleh para tentara perang dan keluarganya untuk mengobati penyakit kardiovaskular. Sampai sekarang pun, kata dia, ada beberapa jenis obat kimia yang memiliki kandungan bahan hasil ekstraksi dari bunga Foxglove. Obat kimia ini digunakan untuk pasien-pasien yang bermasalah dengan jantung, termasuk gagal jantung. Dikutip dari situs Net Doctor, Kamis (4/5/2017) Foxglove, bunga berbentuk lonceng, merupakan salah satu tanaman pertama yang digunakan untuk pengembangan obat-obat farmasi.
Kandungan Racun bunga Foxglove:
Meskipun bunga ini sendiri termasuk tanaman yang beracun. Selain mengatasi masalah jantung, bunga ini pun digunakan untuk menghentikan penyebaran sel kanker. Menurut pemimpin penelitian dari Institute for Cell Engineering di John Hopkins University, Dr Gregg Semenza, bunga Foxglove memiliki satu bahan kimia yang bertugas memblokir produksi protein HIF-1, protein pengontrol gen yang memungkinkan sel-sel kanker bertahan hidup di lingkungan yang rendah oksigen. Apabila digunakan secara berlebihan, digitalis dapat berfungsi sebagai racun. Seluruh bagian tumbuhan ini mengandung glikosida, yang dapat menyebabkan keracunan. Reaksi-reaksi keracunan yang pertama mulai dari mual, muntah, diare, sakit perut, halusinasi, sakit kepala hingga delirium. Tergantung pada tingkat keracunan, korban keracunan juga mempunyai denyut nadi yang lemah, tremor, xanthopsis (apa yang dilihat terlihat kuning), kejang-kejang dan bahkan dapat menyebabkan gangguan irama jantung yang mematikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar